Selasa, 06 November 2012

Kandungan Kulit Buah Manggis ? WOW


Selain rasa yang manis dan penampilannya yang enak dilihat, buah Manggis juga memiliki banyak kandungan yang bermanfaat untuk kesehatan.
Bahkan di beberapa negara, sudah sejak lama buah Manggis ini dijadikan sebagai bahan terapi maupun obat alternatif. Sedangkan di kalangan masyarakat tradisional sendiri, buah Manggis dipercaya bisa menyembuhkan beberapa penyakit seperti sariawan, disentri, amandel, borok, dengan kemampuan anti-peradangan atau anti-inflamasi yang dimilikinya.
Hasil penelitian ilmiah menyebutkan bahwa kulit buah Manggis sangat kaya akan anti-oksidan, terutama xanthone, tanin, asam fenolat maupun antosianin. Dalam kulit buah Manggis juga mengandung air sebanyak 62,05%, lemak 0,63%, protein 0,71%, dan juga karbohidrat sebanyak 35,61%.




***

Kandungan dalam Kulit Buah Manggis

Xanthone

Anti-oksidan yang terdapat dalam kulit buah Manggis dengan kadar yang tinggi ini memiliki sifat yang baik dan bermanfaat bagi tubuh, seperti anti-peradangan, anti-diabetes, anti-kanker, anti-bakteri, anti-jamur, anti-plasmodial, dan mampu meningkatkan kekebalan tubuh, hepatoprotektif.
Di dalam senyawa xanthone teridentifikasi sekitar 14 jenis senyawa turunannya. Yang paling banyak terkandung dalam buah Manggis ialah kandungan alfa-mangostin dan gamma-mangostin. Apa itu alfa-mangostin?
Alfa-mangostin adalah senyawa yang sangat berkhasiat dalam menekan pembentukan senyawa karsinogen pada kolon. Selain alfa-mangostin, senyawa xanthone juga mengandung gamma-mangostin yang juga memiliki banyak manfaat dalam memberikan proteksi atau melakukan upaya pencegahan terhadap serangan penyakit.
Menurut penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 1970-an, kedua turunan senyawa xanthone tersebut bisa menghentikan proses peradangan atau inflamasi dengan jalan menghambat enzim COX-2 yang merupakan enzim pemicu peradangan.
Dalam penelitian lainnya juga ditemukan fakta bahwa gamma-mangostin memiliki sifat anti-radang yang jauh lebih baik dibandingkan dengan obat-obat inflamasi yang selama ini beredar di pasaran. Dengan demikian, gamma-mangostin mampu memberikan proteksi pada serangan penyakit yang menyebabkan inflamasi seperti alzheimer dan arthritis.

Tanin

Tanin, senyawa lain yang terkandung dalam kulit buah Manggis, memiliki aktifitas anti-oksidan yang mampu menghambar enzim seperti DNA topoisomerase, anti-diare, hemostatik, anti-hemoroid, dan juga menghambat pertumbuhan tumor.
Tanin sendiri mampu membentuk kompleks kuat dengan protein sehingga dapat menghambat penyerapan protein dalam pencernaan. Dengan kata lain bisa disebut anti-nutrisi. Oleh sebab itu, kadar tanin dalam produk-produk pangan patut diperhatikan dan diformulasikan secara cermat supaya kadarnya aman untuk pencernaan manusia.

Antosianin

Antosianin juga memiliki kemampuan sebagai anti-oksidan yang baik dan memiliki peranan yang cukup penting dalam mencegah beberapa penyakit seperti kanker, diabetes, kardiovaskuler, dan neuronal. Antosianin merupakan kelompok pigmen yang terdapat dalam tanaman dan biasanya banyak ditemukan dalam bunga, sayuran maupun buah-buahan seperti Manggis, Stroberry, Rasberry, Apel, dan lainnya.


***

Khasiat Lain Kulit Buah Manggis 

Potensi khasiat yang dimiliki oleh kulit buah Manggis tak hanya berhenti sebagai anti-oksidan saja, namun ada khasiat lainnya sebagaimana akan dijabarkan dalam uraian berikut.

Anti-inflamasi (Peradangan)

Kulit buah Manggis memiliki kemampuan sebagai anti-inflamasi (anti-peradangan). Untuk membuktikan hal itu, penelitian yang dilakukan adalah dengan memakai mangostin dari ekstrak etanol 40% yang memiliki aktifitas penghambatan terhadap pelepasan nistamin dan sintesis prostagladin E2 sebagai perantara inflamasi. Kandungan ekstrak etanol dalam kulit buah Manggis mampu meredam radikal bebas secara kuat.

Anti-kanker

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kandungan xanthone dalam kulit buah Manggis mampu berperan sebagai senyawa anti-kanker. Kulit buah Manggis memiliki sifat antiproliferasi untuk bisa menghambat pertumbuhan sel kanker, selain juga mampu menghancurkan sel kanker.

Anti-mikroba

Kulit buah Manggis juga dikenal memiliki daya anti-mikroba terhadap beberapa bakteri seperti Staphylococcus aureus. Bakteri ini sangat resisten terhadap anti-biotik metisilin. 
Selain manfaat diatas, ternyata masih banyak manfaat lainnya dari kulit buah Manggis seperti keampuhannya dalam mengatasi TBC, Asma, Jantung koroner, dan kemampuannya meningkatkan daya tahan tubuh terutama bagi orang yang sedang mengidap HIV/AIDS yang tak bisa disembuhkan.
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa kulit buah Manggis sangat mujarab untuk melawan sel kanker payudara, lever, dan leukemia. Sungguh sangat mengagumkan dan menakjubkan fungsi dan manfaat yang dimiliki oleh kulit buah Manggis yang sejatinya bisa dengan mudah kita mendapatkannya!


***

Sumber :
http://www.deherba.com/kandungan-kulit-buah-manggis.html
+ beberapa gambar nyari dari google , heheh

subhanallah , Allah emang Pencipta Yang Maha Hebat ya , sampai kulit manggis yang sering kita lupain pun banyak kandungan bermanfaatnya :)

"Biar Cepet Gonjreng"

       Seorang Kepala Sekolah di sebuah SMA, baik budi pekertinya, santun tutur katanya, ramah dan selalu berusaha terlihat gembira. Tak pernah pernah pilih kasih untuk menebar senyuman meski sedang dilanda kesdihan ataupun permasalahan. Selalu mencoba untuk menampilkan yang terbaik di hadapan keluarga keduanya dan tetap berperangai ceria walau sudah berkepala lima. Itulah Ibu Yetty Nugraha, kepala sekolahku saat aku masih mengeyam pendidikan di bangku SMA.

       Aku pernah mendengar bahwa kesan pertama saat bertemu seseorang akan selalu teringat dalam memori dan akan menampilkan gambaran umum tentang karakter seseorang. Saat pertama kali Ibu Yetty berbicara di depan ribuan siswa SMA Negeri 4 Kota Bekasi, beliau tampil dengan begitu enerjik, nada bicaranya melambai dan santai, tidak terlalu serius tapi semua siswa tetap fokus memperhatikan beliau yang sedang memberikan pesan-pesan dalam upacara bendera. Saat melihat tingkah beliau saat memberikan amanah upacara dengan gayanya yang begitu ceria, banyak siswa-siswi yang tertawa melihatnya, tetapi beliau tetap terseyum dan melanjutkan pembicaraannya dengan bahagia. Sekali saja bu Yetty naik podium untuk memberi pesan-pesan pada saat upacara atau hanya sekedar berbicara, pikiran semua siswa-siswi dan para pegawai SMA seperti terhipnotis oleh pembawaan beliau yang sangat berbeda dengan guru-guru dan kepala-kepala sekolah lainnya. Sehingga kesan pertama yang terpatri dalam pikiran kami semua adalah bu Yetty yang begitu ceria dan menyenangkan.

       Setiap selesai upacara atau setiap setelah bel tanda masuk berbunyi, beliau selalu menyempatkan diri untuk berpatroli keliling sekolah, melihat keadaan sekolah dan para warganya. Pernah suatu kali kelasku kosong, guru yang seharusnya mengajar belum datang dan pada saat itu bu Yetty sedang berkeliling sekolah. Melihat kelasku yang kosong, beliau segera masuk untuk mengecek keadaan kelas, “Assalamualaikum”, ucapnya dengan lembut. “Waalaikumussalam”, jawab kami serempak. Kemudian beliau bertanya dengan suara yang begitu lembut, seperti seorang ibu yang bertanya kepada anaknya, menanyakan siapa gru yang seharusnya mengajar dan mengapa guru yang bersangkutan belum datang. Kami juga tidak tahu. Akhirnya bu Yetty menyempatkan diri untuk mendengar curahan hati kelas kami sebelum guru yang mengajar datang. Beliau menanyakan apa-apa saja yang perlu dibenahi di kelas kami dan kami pun serentak menjawab, “Pintunya buuuuuuuuu. . .”, karena memang pada saat itu pintu kelas kami dan kelas sebelah kondisinya kurang baik. Pintu kelas kami selalu menganga lebar, tak bisa tertutup rapat apabila tak ada yang mengganjal pintunya.

Masih banyak lagi curahan-curahan hati siswa yang disampaikan kepada Kepala Sekolahku itu. Beliau mendengarkan dengan baik, mencerna segala masukan yang kami utarakan. Bu Yetty memang terkenal sebagai orang terbuka yang siap menerima aspirasi orang banyak. Setelah bertanya keluhan kelas kami, beliau mengucapkan terima kasih, mengucapkan salam, dan pergi dari kelas kami sambil melambai-lambaikan tangan. Entah tiga bulan atau empat bulan sesudah itu, semua pintu kelas diganti dengan yang baru, lebih bagus dan bisa ditutup rapat! Kami senang, bu Yetty pun riang.

Selain sarana dan prasarana, pihak sekolah juga berusaha membangun iman dan takwa karena dua hal tersebut adalah modal utama pelajar selain dari kepintaran agar bisa bersaing di kehidupan sebenarnya. Kepintaran yang tidak disertai dengan iman dan takwa bagaikan rumah tanpa pondasi. Mungkin saja terlihat mewah, tapi karena tak ada pondasi, rumah itu bisa rubuh kapan saja. Begitulah orang pintar tanpa iman dan takwa, dia bisa hidup dan terlihat hebat, tapi tak bisa berdiri kokoh karena hidupnya tak berdasarkan landasan-landasan agama.

       Oleh karena itu, setiap sekolah harus mempunyai program untuk membina keimanan dan ketakwaan seluruh warga sekolahnya. Sekolahku sudah mencoba mengaplikasikan hal tersebut dengan cara menyediakan waktu 15 menit sebelum bel masuk sebagai waktu “Imtak” (Iman dan Takwa). Pada waktu tersebut, yang muslim dipersilahkan untuk membaca quran atau mendengar tausyiah dari salah seorang siswa dan yang nonmuslim dipersilahkan beribadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing. Yang paling aku ingat dari waktu imtak adalah bu Yetty yang selalu menyempatkan diri berkeliling sekolah untuk mengecek apakah para warga sekolahnya sudah memaksimalkan waktu imtak yang sudah disediakan atau belum. Jika belum, maka beliau menunggui suatu kelas sampai benar-benar mengoptimalkan waktu imtak. Tak hanya itu, terkadang juga beliau menambahkan dengan sedikit nasihat yang pastinya bermanfaat.Benar-benar kepala sekolah yang peduli akan murid-muridnya.

       Selain kegiatan akademik, sekolah juga mendukung kegiatan yang menunjang prestasi nonakademik, yang biasanya diraih oleh siswa-siswi yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler yang ada. Bantuan, binaan, dan perhatian sekolah sangat mempengaruhi maju atau tidaknya ekstrakurikuler di suatu sekolah, contohnya di sekolahku. Sebelum bu Yetty memimpin, banyak ekstrakrikuler yang pontang-panting kebingungan karena sulitnya mendapatkan izin mengadakan suatu acara dan kesulitan mendapatkan dana bantuan untuk menyelenggarakan acara atau untuk mengikuti perlombaan. Tapi semua itu berubah setelah bu Yetty memimpin. Banyak acara-acara ekstrakrikuler yang lebih mudah mendapat izin untuk diselenggarakan, banyak peserta lomba perwakilan SMA yang mendapat bantuan dana untuk menunjang perlombaan, dan lain sebagainya. Semua itu diizinkan bu Yetty karena beliau yakin bahwa kegiatan ekstrakrikuler akan membantu pembelajaran siswa, baik dalam segi akademik maupun nonakademik.

       Begitulah bu Yetty Nugraha, orang ramah yang peduli terhadap kemajuan warganya. Beliau terbuka, siap menerima masukan dan curahan hati semua warganya dan akan berusaha merealisasikan apa yang diinginkan warganya jika itu memang baik dan bermanfaat.

Banyak sekali kebijakan-kebijakan bu Yetty yang mendapat respon baik dari warga sekolah karena kebijakan-kebijakan yang beliau buat memang sangat bermanfaat bagi warga sekolah. Selain itu bu Yetty juga orang yang selalu ingin bermusawarah, beliau tak ingin keputusan hanya ada di tangannya sendiri. Bukan hanya guru yang diajak bermusyawarah, tetapi juga murid. Aku tau dan aku pernah merasakannya karena dulu aku pernah menjadi ketua kelas. Bu Yetty selalu mengundang perwakilan setiap kelas (yang biasanya perwakilannya adalah ketua kelas) jika ada hal-hal penting yang harus dimusyawarahkan atau hanya sekedar diumumkan. Setiap bermusyawarah, bu Yetty bersikap serius namun tetap santai, beliau juga bersikap tegas dalam memberi keputusan namun juga lembut dalam menyampaikan pemikirannya.

       Hal yang paling diingat oleh semua orang yang pernah bermusyawarah dengannya atau mendengar pidatonya adalah kalimat penutup yang hampir selalu diucapkannya ketika akan mengakhiri musyawarah atau pembicaraan. Contohnya pada saat upacara bendera, saat beliau mennjadi pemberi amanah upacara. Setelah beliau menyampaikan segala permasalahan dan pengumuman, beliau berkata, “Biar cepet gonjreng ya nak ya, hihi”. Selalu begitu. Tawa kecil dan senyuman lebar selalu mengiringi perkataan yang dilontarkan dengan logat sundanya yang kental. Perkataan beliau “biar cepet gonjreng” maksudnya adalah “supaya cepat selesai”, agar tidak ada lagi permasalahan yang menumpuk dan belum terselesaikan. Bu Yetty adalah orang yang tidak ingin menunda pekerjaan. Jika bisa dikerjakan, maka akan dikerjakan saat itu juga. Bu Yetty juga tidak ingin ada aspirasi atau keluhan warga sekolahnya yang tidak terealisasikan jika itu memang baik. Beliau ingin cepat-cepat menyelesaikannya agar banyak orang senang dan keluhannya bisa teratasi. Prinsip bu Yetty adalah “biar cepet gonjreng”.

       Selain perkataan gonjreng, ada kalimat bijak yang keluar dari mulut bu Yetty yang mungkin akan selalu terngiang di telinga warga sekolah. Kalimat itu adalah “Memungut sampah tidak akan menurunkan derajat seseorang”. Jika orang harus membungkuk untuk memungut sampah, bukan berarti wibawa dan derajatnya juga ikut membungkuk, malah derajat dan wibawanya akan naik karena mencintai kebersihan.

Suatu perkataan tidak akan bernilai tanpa perbuatan. Dan nasihat yang terbaik adalah dengan mencontohkan. Itulah bu Yetty. Beliau tidak hanya sering menasihati warga sekolah untuk membuang sampah pada tempatnya, tapi juga melaksanakannya dan menjadi sosok teladan pahlawan kebersihan di sekolah. Tak peduli dia kepala sekolah atau rakyat biasa, bu Yetty tetap akan memungut sampah yang berserakan atau yang ada di lantai jika memang beliau melihatnya.

       Mungkin ada beberapa orang yang berbuat baik untuk menunjukkan kesan atau agar terlihat baik di mata orang lain, apalagi sebagai pemimpin baru. Tapi tidak dengan bu Yetty. Dari awal menjabat sebagai kepala sekolah sampai masa baktinya berakhir, beliau selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Sangat berbeda dengan beberapa temanku yang malas membuang sampah, biasanya mereka hanya menaruh sampah-sampah tersebut di kolong meja sehingga kolong meja menjadi bau dan menyengsarakan yang kebagian jatah piket. Selain ke kolong meja, banyak juga temanku yang langsung melemparnya ke luar jendela.

Sekali lagi aku katakan, sungguh berbeda! Temanku rajin membuang sampah sembarangan sedangkan bu Yetty rajin memungut sampah yang berserakan, tak peduli tangannya akan dipenuhi kotoran atau diselimuti bau yang tidak mengenakkan. Sungguh kewibawaan dalam kesederhanaan penampilan yang menakjubkan.

Ada satu hal yang membuat aku terdiam. Pernah suatu kali bu Yetty ke halaman lantai dua dengan memakai sandal, lalu beliau memunguti sampah-sampah yang ada disana. Aku bisa tahu karena halaman lantai dua terletak di samping kelasku pada saat itu. Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri. Ironis, sungguh ironis sekali. Bu Yetty memunguti sampah berserakan yang dibuang oleh para murid-muridnya, yang dalam kasus ini murid-muridnya adalah beberapa teman kelasku yang malas membuang sampah pada tempatnya.

Pada saat itu sedang ada guru yang mengajar di kelasku, jadi kami tak bisa membantu bu Yetty untuk membersihkan sampah-sampah itu. Guru yang sedang mengajar kelas kami hanya berkata, “Tuh liat, kepala sekolah kalian aja mau mungutin sampah, masa kalian ngga mau? Buang sampah di tempat sampah aja susah, ngga malu sama bu Yetty?” setelah itu guruku berpesan kepada kami sekelas agar tidak membuang sampah di sembarang tempat lagi.

Hanya sekejap saja, bu Yetty menjadi pusat perhatian kami. Kulihat beliau tetap tersenyum dan tertawa-tawa kecil sambil mengobrol dengan panjaga sekolah yang juga sedang membantu bu Yetty membersihkan halaman lantai dua. Sungguh teladan yang baik. Beliau tak hanya menasihati, tapi juga memberi bukti. Beliau bekerja bukan untuk kesenangan pribadi, tapi untuk memenuhi panggilan hati. Beliau juga bekerja tanpa ada yang memaksa, tapi tetap dilakukannya dengan penuh semangat yang membara dalam jiwa dan raga.

       Pada satu waktu, aku bersama teman-temanku sedang mengobrol di depan laboratorium kimia bersama bapak asisten lab, Mang Iing panggilannya. Beliau bercerita kalau bu Yetty adalah orang yang peduli dengan semua kalangan, sifatnya keibuan, mengayomi para guru sampai petugas kebersihan, dan tidak pernah memandang jabatan. Mang Iing menambahkan, bu Yetty selalu mengajak makan penjaga sekolah bersama pegawai lainnya. Berbeda dengan kepala-kepala sekolah dahulu yang jarang mengajak penjaga sekolah makan bersama.

       Selain baik hati, ramah, dan berbudi pekerti, bu Yetty juga punya semangat yang tinggi. Hal ini terbukti ketika beliau terkena musibah. Pada suatu malam setelah pulang rapat di sekolah, beliau membuka pagar sekolah, dan mungkin ada penyangga pagar yang kendor sehingga pagar setinggi tiga meter dan lebarnya enam meter jatuh menimpa tubuh kepala sekolah yang mungil itu. Beruntung ada yang menolong beliau dan segera membawanya ke rumah sakit.

Setelah diperiksa, ternyata beberapa tulang di daerah punggungnya ada yang retak. Beliau harus dirawat agar tulangnya sembuh total. Tapi baru skitar tiga minggu dirawat, beliau sudah memaksa untuk berangkat ke sekolah kembali, padaal keadaannya belum sembuh total, untuk berdiri saja masih belum kuat. Tapi dengan semangatnya yang menggebu-gebu dalam dada, beliau tetap berangkat ke sekolah meski harus duduk diatas kursi roda. Tak hanya sampai situ saja, bahkan beliau memaksakan berdiri untuk memberi amanah upacara dengan gembira diiringi lenggak-lenggok tubuh kecilnya yang memimpin menyanyikan lagu! Sungguh seorang kepala sekolah super yang tidak bisa diduga.

Ada pertemuan, maka ada perpisahan. Ada awal, maka ada akhir. Akhir perjalanan kepemimpinan seorang yang tidak pernah menampakkan kesedihan. Sebuah perpisahan yang sangat mengharukan, ketika harus melepas kepergian sang kepala sekolah yang sering mengundang keceriaan. Semua yang hadir meneteskan air mata, banyak yang tak bisa menahan kesedihan yang tertahan dalam dada. Air mata yang mengalir di pipi menandakan berakhirnya masa reformasi sekolah kami. Meski masih bisa bertemu, tapi banyak yang terharu karena tak bisa lagi beratap satu dengan reformator yang periang itu. Posisi bu Yetty digantikan oleh kepala sekolah yang baru, yang kami harap bisa melanjutkan jejak-jejak perjuangan perubahan menuju kebaikan yang sudah dirilis oleh bu Yetty.

Bagi warga sekolah kami, bu Yetty adalah inspirator. Pembawa perubahan yang mengarah kepada kebaikan layaknya reformator. Pemimpin yang suka bermusyawarah dan memprioritaskan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, menjauhi sifat diktator. Jika bicara kata-katanya akan didengar banyak orang seperti orator. Sungguh beruntung kami memiliki kepala sekolah seperti beliau, yang berani mengajak kepada kebaikan bagai pelopor.

================================

Cerpen ini dibuat untuk ikut lomba , tolong do'ain semoga bermanfaat + bisa menang ya ! heheheh :D insya Allah pengumumannya tanggal 11 November , hari Ahad . Sebetulnya bikinnya udah lama , tapi baru diposting disini soalnya nunggu dikirim ke panitia dulu . Ohiya , tolong komentarnya juga ya , untuk perbaikan karya-karya berikutnya , makasih :)

Senin, 05 November 2012

Idul Adha @Kisik - Sabtu Minggu

Allahu Akbar Allahu Akbar !!!

“Takbir adzan berkumandang
Waktu malam telah pergi , waktu subuh telah datang
Speaker masjid mengundang banyak orang
Untuk beribadah kepada Allah Yang Maha Penyayang”

Hari in hari kedua di Desa Kisik .Alhamdulillah , masih bisa sholat subuh berjama’ah . Ba’da subuh , semua balik ke kegiatannya masin-masing . Ada yang keliatan sibuk sama laporannya , ada yang baca buku di teras masjid , ada yang takbiran di dalem masjid , dan aku ? Pukul bedug gak karuan di luar masjid , haha
Tapi ngga lama-lama . Kami juga harus nyiapin masjid untuk Sholat Ied . Ada yang nyapu dalem masjid , teras masjid , sampe Mas Bima (Sang Ketua Panitia Mahasiswa) nyapu halaman masjid . Pas semuanya udah beres , kami langsng siap-siap , mandi biar rapi . abis mandi , semua langsung menuju ke Masjid Kisik

Lanjut takbiran lagi . . .
Sampe kira-kira jam 7 pagi , baru deh kita mulai sholat ied , dipimpin oleh Pak Ustadz Irfan , ustad terganteng se-Desa Kisik , hehheh . ba’da sholat , pak Irfan lanjut isi khotbah . tapi ada yang beda dari khotbah biasanya . Kalo ustad biasanya pake kertas untuk catetan khotbahnya , lhaa ini pak Irfan pake laptop , haha . Kata Pak Irfan “kan Go Green , ngga buang-buang kertas” . mantep bener deh emang ustad yang satu ini :)

Abis ceramah , trus pak Irfan ngasih sedikit penjelasan tentang Sholat Dhuha nih , ngga Cuma teori , tapi juga praktek , tapi prakteknya ngga sampe 2 SKS , haha . pak Irfan ngejelasin, sholat dhuha itu bisa memperlancar rezeki , kalo kita sering sholat dhuha , insya Allah rezekinya makin lancer
Abis dengerin ceramah , kami makan , trus ganti baju , abis itu siap-siap menuju ke TKP (Tempat Kejadian Penyembelihan) . woahh disana udah rame , banyak orang yang pengen negliat langsung proses penyembelehan 1 Sapi + 12 Kambing . lagi pengen nyembeleh , mas Bima minta tolong aku sama Fajar ngambilin Banner yang tulisannya “Selamat Idul Adha” plus ada gambar UGM sama KMMTP-nya kecil dibawah , haha

Nyarinya repot .pertama ke masjid , nyari-nyari , ngga ada . trus ke tempat pak Dukuh , soalnya dikirain da yang mindahin kesana, eeh ngga ada juga . yaudah nanya lagi ke mas bima , katanya di masjid , yaudah nyari lagi balik ke masjid , cari-cari celingak-celinguk tengak-tengok kanan-kiri tapiiiiiiiii gak ketemu juga . Sampe akhirnya aku longok kolong meja deket laci di teras masjid , nnaahh !! Alhamdulillah ada disitu , haha . tapi sebelum pasang banner . . . . . . .
Banyak yang minta foto , , sampe agak lama itu fotonya

Trus lanjut masang , Fajar aku mas Denny sama mas Hartono , kami ke depan gapura untuk masang banner di gapura . tapi pas nyampe sana ,  .  . oohh !!gapuranya kependekan , kurang pas kalo dipasang disitu , akirnya ada yang ngusulin masang di pohon kelapa yang lebih tinggi . trus Fajar dengan berani manjat tu pohon kelapa , Alhamdulillah dia nyampe. Abis itu kata mas Hartono , yang jago manjat itu Pantoko , trus aku panggil pantoko juga untuk manjat . tak bisa dipungkiri , Pantoko emang jago manjat , baru sebentar udah nyampe kira-kira 2,5 meter lah , haha . ngga lama , Alhamdulillah banner udah rampung dipasang
Balik lagi ke TKP .disana kami nontonin banyak darah-darah keikhlasan yang mengalir menuju tanah ..
Abis itu mulai pengulitan .kalo penyembelihan kami ngga ikut , hehe . tapi kalo ngeletin (pengulitan) kami ikut , tapi . .. . .
Salah ngulitin , haha . astaghfirullah al ‘aazhiim . kata bapak-bapak sana ngga apa-apa ,  namanya juga belajar . tapi tetep lah ngga enak ati sama warga sana

Abis ngulitin , sebagian tetep nglitin , sebagian bantu pencacahan , dan sebagian ikut bersihin jeroan , termasuk aku . Rada jauh sih sungai tempat bersiihin jeroannya .disana terik matahari sudah menyambut kami , haha . tapi enak , sungainya tiu masih bening , bersih , ngga kaya kali-kali di Bekasi , udah kotor . apalagi Jakarta , wah parah banget dah kalo kali disono . abis dibelah , dicuci , trus digosokin pake batu putih (lupa namanya biar ngga keliatan kusem

Lumayan lama nyucinya , disana ada bapak-bapak warga sana plus bocah-bocah yang semangat bantuin . warga sana kreatif lho ! kan pas nyuci jeroan it Cuma dikit yang bawa piso , nnaahh mereka pake bambu (disana banyak banget bambu) dibelah , trus ujungnya diruncingin . jadi bisa dipake untuk gantinya piso , keren deh !

Kira-kira 2 jam berlalu , matahari dan awan-awan sudah saling beradu , tiada lagi suara kambing dan sapi yang melengu , banyak orang yang mencari makan untuk perut yang sudah menggerutu
Udah agak lama , banyak jeroan yang udah bersih , satu per satu pasukan KMMTP pergi keatas dari sungai yang penuh isi jeroan . Yang terakhir itu sisanya aku , Bagas , Fajar , mas Satria , sama Dayu . pas pengen keatas , mas Satria gosok-gosok tangan dulu pake batu kali , adek-adek angkatannya jadi penasaran , trus pada ikutan , haha. Daripada gosokin tangan di kali itu , mending sekalian cuci tangan di masjid , yaudah akhirnya pada bawa batu kali masing-masing satu , heheh

Nyampe sana trus cuci tangan , trus disuruh makan siang, Alhamdulillah . pas kami nyampe sana yang ngulitin, yang nyembeleh , pencacahan daging sama pembungkusan juga udah rampung . jadi bisa makan bareng deh sama semuanya . makan siangnya mantap banget , pake gulei kambing , sedaappp !! apalagi makannya pas masih capek , woaaaaahhh mantaaaappp !! ditemani aroma kambing yang masih nempel di badan , heheh

Abis itu trus mandi , rapi-rapi , trus sholat jum’at deh . abis sholat jum’at , banyak banget yang pada tepar , tidur tergelepak di dalam masjid , haha . tapi ada juga yang belajar Matematika Industri , itulah mas Sofyan . soalnya masih dalam minggu-minggu UTS . rencana kami , malemya ada pengajian akbar , trus besok paginya (hari sabtu) ada lomba untuk anak-anak kecil . tapi pas siang itu ada kabar dari istrinya pak Dukuh kalo hari Sabtunya itu SD negeri masuk , nnaahh berhubung banyak anak-anak sana yang sekolah di SD negeri , berarti banyakk yang ngga bisa kalo lomba hari sabtu . yaudah makanya lomba dimajuin jadi jum’at sore . agak mendadak ~

Alhamdulillah , abis ashar ada 30an anak yang dateng , lomba bisa jalan deh . tapi ada sedikit kendala kawan . pas lomba itu sempet ada yang berantem sampe satunya nangis , haha . tapi semua bisa diselesaikan . sampe lomba selesai , asik deh , walau bocah-bocahnya agak ‘hiper’ , heheh
Abis itu madni , trus siap-siap untuk sholat maghrib . abis sholat maghrib , makan gulei lagiiiiiiiiiii , Alhamdulillah :D

Ohiya , guleinya buatan pasukan akhwatnya , sedap deh , guleinya nikmat banget (sebagai anak kost , ini terasa nikmat banget , soalnya jarang-jarang makan daging , wkwk)
Trus lanjut sholat isya , abis itu pengajian akbar . ada panitia yang ngejemput ustadnya . nnaahh pas waktunya , pak ustad yang seharusnya ngisi belom dateng juga . ada sedikit kendala di perjalanan , bisa dibilang ‘nyasar’ , heheh . sambil nunggu Pengisinya dateng , mas Agam ngajak para hadirin untuk baca qur’an dulu , dipimpin oleh saudara Ahmad Tsalis Fahrurrozi dan Sedayu Restu Suci , baca surat al-kahfi (surat ke 18)

Alhamdulillah , beberapa menit kemudian , atau lebih tepatnya bermenit-menit kemudian , pak Ustdanya dateng . mudah-mudahan materi yang disampaikan bisa diterima penonton , heheh
Selesai ngisi , pak Ustad pulang dianter beberapa panitia . trus sie acara ngumpul dulu sebentar , evaluasi sementara . abis itu acara bebas , banyak yang masih ngobrol sama pak Irfan di masjid . banyak juga yang tidur karena udah capek , termasuk aku , haha . tapi mas Catur masih ngobrol sama pak irfan sampe jam setegah 2 , wihh , mantap sekali

Paginya , sholat subuh , takbiran lagi , trus ke urusan masing-masing . ada yang mandi , ada yang makanin snack sisa semalem , ada yang keliling Desa , ada yang masih takbiran , ada yang nyapu , dll . trus kira-kira jam 7 pagi kami sarapan pake nasi goreng buatan pasukan akhwat , sepiring bertiga , so seet , haha . kalo makannya rame-rame , insyaAllah berkah . makan segitu ditambah banyak snack , Alhamdulillah perut keisi , keisi tapi ngga kenyang banget (sesuai anjuran Nabi  ngga boleh kenyang-kenyang)
Abis itu panitia semua kumpul , foto bareng di bawah banner . abis itu balik ke tempatnya pak Dukuh , pamitan sama beliau dan warga sana , trus pulang deh . di jalan , ada sedikit aksiden . ada yang jatuh dai motor (nama dan merek motor disamarkan , untuk menjaga privasi , hehe) . tapi alhadulillah ngga terlalu parah . perjalanan bisa lanjut lagi , walau si korban jadinya naik mobilnya mas Adkha

Oke , mungkin sekian aja kisah kali ini , semoga tahun depan ngga kalah seru dari yang kemaren :D

===================================

lihat juga epissode 1 nya :